Profil Desa Giritengah
Ketahui informasi secara rinci Desa Giritengah mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Giritengah di Borobudur, Magelang, bertransformasi menjadi surga wisata modern berkat Svargabumi. Desa ini sukses memadukan pesona abadi persawahan dengan spot foto inovatif, menjadikannya destinasi wajib bagi para pencari keindahan visual.
-
Pelopor Wisata Sawah Instagramable
Giritengah merupakan lokasi dari Svargabumi, destinasi wisata yang mempopulerkan konsep spot foto premium di tengah hamparan sawah produktif, menciptakan tren baru dalam pariwisata di kawasan Borobudur.
-
Sinergi Pertanian dan Pariwisata
Desa ini berhasil mengubah lanskap agrarisnya dari sekadar lahan produksi menjadi aset visual utama pariwisata, membuktikan bahwa kedua sektor dapat berjalan beriringan dan saling menguatkan.
-
Kreativitas Destinasi yang Beragam
Selain Svargabumi, Giritengah menawarkan berbagai daya tarik lain seperti gardu pandang Punthuk Kendil untuk menikmati sunrise dan Kamera DSLR Raksasa, menunjukkan inovasi berkelanjutan dalam menciptakan pengalaman wisata.
Di sisi selatan Candi Borobudur yang agung, terbentang sebuah desa yang telah mengubah hamparan sawahnya menjadi kanvas pariwisata bernilai jutaan dolar. Desa Giritengah, di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, adalah contoh cemerlang bagaimana lanskap agraris dapat bertransformasi menjadi magnet wisata modern. Melalui inovasi, kejelian membaca tren digital dan pemberdayaan masyarakat, desa ini kini identik dengan Svargabumi, sebuah destinasi yang mendefinisikan ulang makna keindahan persawahan di era media sosial.
Geografi, Wilayah, dan Demografi
Nama Giritengah secara harfiah mencerminkan posisinya, berasal dari gabungan kata Jawa Giri (gunung/bukit) dan Tengah (tengah), yang berarti "desa di tengah perbukitan". Lokasinya memang diapit oleh Perbukitan Menoreh di sisi barat dan dialiri oleh Sungai Progo di sisi timur, menciptakan kontur wilayah yang dinamis, dari lahan datar persawahan hingga area perbukitan yang lebih tinggi.Menurut data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Magelang, luas wilayah Desa Giritengah ialah 2,02 kilometer persegi. Wilayah ini secara administratif terbagi menjadi lima dusun, yaitu Dusun Nglipoh, Sucen, Kamal, Kuncen, dan Gleyoran. Secara geografis, Desa Giritengah berbatasan dengan Desa Tuksongo di sebelah utara, Sungai Progo yang memisahkannya dengan Desa Wanurejo di sebelah timur, Desa Karanganyar di sebelah selatan, serta Desa Karangrejo di sebelah barat.Data kependudukan BPS pada tahun 2022 mencatat jumlah penduduk Desa Giritengah sebanyak 2.485 jiwa, dengan komposisi 1.234 penduduk laki-laki dan 1.251 penduduk perempuan. Dengan luas wilayah tersebut, desa ini memiliki tingkat kepadatan penduduk sekitar 1.230 jiwa per kilometer persegi. Struktur demografi ini menopang dua pilar ekonomi utama desa, yakni pertanian yang telah diwariskan turun-temurun dan sektor pariwisata yang tumbuh pesat dalam beberapa tahun terakhir.
Pemerintahan dan Tata Kelola Desa
Penyelenggaraan administrasi dan pembangunan di Desa Giritengah berada di bawah naungan Pemerintah Desa yang dipimpin oleh seorang Kepala Desa, yang saat ini dijabat oleh Bapak Ripto Susilo. Dalam menjalankan fungsinya, Kepala Desa didukung oleh jajaran perangkat desa yang mencakup Sekretaris Desa serta kepala urusan dan kepala seksi yang bertanggung jawab atas berbagai aspek, mulai dari perencanaan, keuangan, hingga pelayanan masyarakat.Pemerintah Desa Giritengah memegang peranan krusial dalam memfasilitasi iklim yang kondusif bagi pertumbuhan pariwisata, sambil memastikan bahwa sektor pertanian tetap berjalan. Bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD), pemerintah desa bekerja untuk merumuskan regulasi yang mendukung inisiatif warga dan investor lokal tanpa mengorbankan lahan produktif. Keterlibatan aktif kelompok masyarakat, seperti Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan kelompok perajin, menjadi kunci dalam menjaga harmoni antara pembangunan ekonomi dan kelestarian sosial-lingkungan.
Ledakan Pariwisata: Fenomena Svargabumi dan Spot Inovatif
Pariwisata Desa Giritengah meledak berkat kehadiran Svargabumi Borobudur. Diresmikan pada pertengahan tahun 2020, destinasi wisata yang dikelola secara profesional ini menawarkan pengalaman unik berfoto di tengah sawah yang hijau dan subur dengan latar Perbukitan Menoreh. Svargabumi menyediakan lebih dari 20 spot foto yang sangat estetis dan Instagramable, mulai dari ayunan ikonik, kolam di tengah sawah, kursi gantung, hingga saung-saung kayu yang artistik. Keberadaannya sontak viral di media sosial dan berhasil menarik ribuan pengunjung, terutama dari kalangan anak muda dan keluarga. Svargabumi tidak hanya menjadi daya tarik utama desa, tetapi juga menjadi barometer baru bagi pengembangan wisata berbasis lanskap pertanian di Indonesia.Selain Svargabumi, Giritengah telah lebih dulu memiliki destinasi wisata rintisan yang tak kalah menarik. Punthuk Kendil, yang terletak di area perbukitan desa, merupakan gardu pandang yang menyajikan pemandangan spektakuler. Dari titik ini, pengunjung dapat menikmati panorama matahari terbit (sunrise) dengan siluet Candi Borobudur, Gunung Merapi, Merbabu, dan Sumbing sebagai latar belakangnya. Tempat ini menawarkan suasana yang lebih alami dan tenang dibandingkan keramaian di Svargabumi. Tidak jauh dari sana, kreativitas warga juga melahirkan Kamera DSLR Raksasa, sebuah gardu pandang unik berbentuk kamera yang menjadi spot foto favorit sebelum tren Svargabumi muncul. Keberadaan berbagai titik wisata ini menunjukkan adanya inovasi yang berkelanjutan di Giritengah.
Pilar Ekonomi: Harmoni Pertanian, Pariwisata, dan Kerajinan
Fondasi ekonomi Giritengah berdiri di atas tiga pilar yang saling mendukung: pertanian, pariwisata, dan kerajinan. Sektor pertanian, khususnya padi, tetap menjadi basis utama. Namun pariwisata telah memberikan nilai tambah yang luar biasa. Hamparan sawah yang sebelumnya hanya dipandang sebagai lahan produksi kini menjadi aset visual yang tak ternilai harganya. Para petani di sekitar area Svargabumi bahkan mendapatkan kompensasi atau bagi hasil, sehingga mereka tetap bersemangat merawat sawahnya yang menjadi "properti" utama pariwisata.Dampak ekonomi dari pariwisata sangat terasa. Banyak warga lokal yang terlibat langsung dengan membuka usaha warung makan, mengelola area parkir, hingga menjadi staf di berbagai destinasi wisata. Infrastruktur penunjang pun turut berkembang, salah satunya dengan kehadiran Balkondes (Balai Ekonomi Desa) Giritengah. Didukung oleh PT Jasamarga, Balkondes ini menyediakan fasilitas penginapan, restoran, dan ruang serbaguna yang representatif untuk melayani kebutuhan wisatawan yang ingin tinggal lebih lama dan merasakan suasana pedesaan Giritengah.Di samping itu, Giritengah juga memiliki warisan budaya berupa kerajinan gerabah dan tembikar. Dusun Nglipoh telah lama dikenal sebagai sentra perajin gerabah. Para perajin di sini masih mempertahankan teknik pembuatan tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi. Produk-produk seperti kendi, cobek, dan berbagai perabotan tanah liat lainnya tidak hanya dijual sebagai komoditas lokal tetapi juga menjadi daya tarik budaya yang memperkaya pengalaman wisatawan yang berkunjung ke Giritengah.
Penutup: Wajah Baru Desa Agraris di Era Digital
Desa Giritengah telah menunjukkan kepada dunia bagaimana sebuah desa agraris mampu beradaptasi dan berjaya di era digital. Dengan mengubah sawah menjadi panggung utama dan membingkainya dengan kreativitas tanpa batas, Giritengah berhasil menciptakan identitas pariwisata yang kuat dan unik di kawasan Borobudur. Kisah suksesnya merupakan bukti bahwa pertanian dan pariwisata bukanlah dua sektor yang harus bersaing, melainkan dapat bersinergi untuk menciptakan kesejahteraan yang berkelanjutan. Giritengah bukan lagi sekadar desa di tengah perbukitan, melainkan sebuah destinasi yang menawarkan pengalaman visual dan kultural yang lengkap dan tak terlupakan.
